Selamat Datang Di Komite STAI AL FITHRAH

Kantor STAI AL FITHRAH

Visi STAI adalah terwujudnya pendidikan tinggi agama Islam yang terkemuka dalam menghasilkan sarjana yang berkualitas dan kompetitif, memiliki tradisi ilmiah dan amaliah salafus sholih.

Masjid STAI AL FITHRAH

Misi STAI : menyelenggarakan pendidikan ilmu-ilmu keislaman, dan ilmu-ilmu pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat; mengembangkan penelitian ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu pengetahuan; mengembangkan pengabdian kepada masyarakat sebagai wujud pemberdayaan terhadap kesejahteraan hidup; Melestarikan tradisi ilmiah dan amaliah salafus sholih.

OPSPEK STAI AL FITHRAH

Tujuan STAI : menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. jujur, berahlaq mulia, berkepribadian, mandiri, cerdas, memiliki kemampuan akademik, dan ketrampilan secara professional; mengembangkan dan menyebarkan ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu pengetahuan, berdasarkan nilai-nilai tradisi ilmiah dan amaliah salafus sholih;.

Kampus STAI

Area Luas Ber-AC, Free Hospot (Wi-fi)

Lab Komputer STAI

Pembelajaran Komputer

Wednesday, October 26, 2011

OPSPEK STAI AL-FITHRAH 2011


Orientasi Program Studi dan Penganalan Kampus (OPSPEK) STAI al Fithrah 2011 berlansung sejak tanggal 12 hingga 13 September di kampus STAI al Fithrah ini berlangsung dengan seru tapi tetap hikmat. Para mahasiswa/I baru memperhatikan dengan serius pemaparan dari pihak STAI yang diwakili oleh Drs. H. A. Hamid Syarief, M.H, sedangkan dari pihak yayasan diisi oleh ketua yayasan sendiri yaitu Drs. H. Ainul Huri, dan para Kepala Jurusan yang ada di lingukngan STAI Al-Fithrah.


Para mahasiswa baru tersebut mengaku senang dan sekaligus sedikit kaget karena harus menyesuaikan dengan kultur pesantrean yang ada di stai al-fithrah, “jujur sih agak sedikit kaget tapi rasanya senang bisa menjadi bagian dari stai al fithrah.

Pelajaran dari Pohon Melati


Seringkali kta ber-suudhan setiap kali melihat hal-hal yang sepenuhnya belum kita ketahui, saat melihat muda mudi berboncengan kita akan langsung berpikir bahwa mereka berpacaran padahal mungkin saja mereka sudah menikah, seringkali saat melihat beberapa kamar hotel tinggi menjulang yang lampunya hidup saat tengah malam tiba, kita ber-suudhan bahwa mereka di sana sedang bersenang-senang dengan yang bukan hak-nya padahal bisa saja mereka sedang beribadah saat mereka yang berdiam diri di rumah sedang tidur terlelap. Begitu juga saat melihat rumah yang sudah dimatikan lampu ruangannya, belum tentu mereka tidur, bisa saja dalam kegelapan ada orang yang dengan khusuk shalat tahajud. Jangan-jangan saat kita mempergunjingkan orang lain dalam hati kita, yang lain sedang bertasbih dan bertahmid kepada Allah SWT.

Seringkali orang menyalahkan orang lain tanpa sadar bahwa dirinya salah, seringkali orang melihat besar kesalahan saudaranya yang kecil dan mengecilkan kesalahannya yang besar. Manusia seringkali terjebak dalam ego ke-aku-annya tanoa mersa bahwa ia adalah satu bagia kecil dari bagian besar alam semesta ini.

Sesekali, hendaklah kita menengok pada bunga melati yang mungkin saja ada di sekitar kita saat malam hari. Lihatlah, mereka terus merekahkan bunganya dan mengeluarkan semerbak wangi yang membahagiakan siapa saja yang menciumnya. Mereka terus merekah sebagai bentuk tasbih, tahmid atau dzikir mereka kepada Allah Tuhan yang telah memberikannya kehidupan. “Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya.” (Q.S Ar-Rahman [55]: 6). Sang melati terus saja mekar walau setiap orang yang memetik bunganya tidak berterima kasih padanya, ia terus saja mekar tak peduli apakah yang lewat adalah orang baik ataupun jahat. Harumnya tetatp memberikan kedamaian bagi siapa yang menciumnya.

Seringkali kita lupa bahwa sesungguhnya kita banyak berhutang budi pada tumbuhan akan oksigen, kerindangan dan manfaat-manfaat lain yang diberikan dan sayangnya kita jarang bersyukur kepada Allah SWT. Bersyukur dengan tidak hanya mengucap al-hamdulillah, tapi juga berbuat baik pada tumbuhan itu sendiri.

Kesadaran seperti ini, jika saja kita punya tentu akan membuat hati kita lapang dan bisa menikmati hidup dengan penuh kedamaian dan ketentraman. Karena dengan berbagi sebenarnya seseorang telah berbuat bagi dirinya sendiri, orang lain dan sekitarnya.

Kesadaran seperti ini akan membawa kita untuk berkata, “Tidak ada sesuatu apapun yang diciptakan Tuhanku menjadi sia-sia!.” Tentu kesadaran seperti ini hanya akan berlaku bagi mereka yang mau berpikir dan merenung. Bagi mereka yang sudah tertutup hatinya, maka ia butuh satu tahap lagi untuk bisa berpikir seperti ini yaitu membuka hatinya pada kebenaran. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari pohon melati. Amin!

Footer

Liburan dimulai :

Senin, 15 Februari 2010

Masuk Perkuliahan :

Maret, 1 Maret 2010

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites